Sunday, July 21, 2013

Aku di Antara Debu-debu

Sungguh

Aku bukan peri cantik nan berhati lembut


Yang selalu baik kepada siapapun

Aku masih berdebu

Yang kadang kala menjadi kotor


Aku percaya kelak ada yang menjadi acuan jalanku. Bimbang bahkan gusar ketika kudapati ragaku tak sejalan dengan jiwa ini. Menempuh perjalanan sangat amat panjang. Berliku. Tak urung jua sampai. Mungkin jalanku masih jauh, mungkin juga sebentar lagi akan usai.

Entah dimana akan berujung. Hanya mengandalkan secarik kertas yang masih putih bersih ini. Menunggu saatnya mencoreng indah di atasnya. Mengukirnya dengan tinta hitam yang sangat sabar menunggu menetes dari lubangan kecil di ujungnya. Sungguh kunanti. Bersiap pesan sampai kepadamu.

Tuntun diriku. Berucaplah di depanku. Kau harus melakukannya, agar aku bisa berdiri kembali. Tak ada bimbang dan gusar lagi yang menyinggahi alurku. Ayolah, jangan hanya bergumam. Bantu aku.

Hanyalah debu

Sukar untuk dihilangkan

Partikel kecilnya mampu kembali 

Sebab hempasan angin yang menerjang

Tak peduli berapapun jumlahnya

Jika engkau telah menuntunku

Bersabar hingga aku kembali berdiri

Dan berani berjalan kembali

Aku tak jadi bimbang dan gusar

Sebab aku telah kembali tegar

Walau aku masih diantara debu-debu

2 comments:

  1. aku punya ide dengan kata-kata ini, "Ayolah, jangan hanya bergumam. Bantu aku." x)

    ReplyDelete

Pages - Menu