Apa yang sedang dicari? Aku tak tau akan
kubawa kemana rasa cinta ini? Namun, tekad hati begitu besar. Hingga saatnya
aku temukan tempat yang pantas untukku. Bukan hal mudah mencarinya, bukan hal
ringan untuk dijalaninya. Terkadang aku tersesat hingga kehilangan arah
kembali. Ternyata tempat yang aku temui belum sepenuhya tempat keabadian. Itu
hanyalah tempat singgahan yang menempatkanku pada pengalaman. Terus, dimana
tempat keabadian untukku?
“Hey, kamu. Masihkah memikirkan tempat yang pantas untuk dirimu?”
batin seakan menyapa
(Berpikir sejenak)
Aku akan berjalan, menelusuri
sudut-sudut ruangan yang ada di depanku sekarang. Perlahan-lahan tubuhku terarah ke sebuah ruangan yang tak
bisa lagi aku hindari. Panggilan itu terasa kuat saat ku langkahkan kaki
mendekati ruangan itu. Dan aku terjebak. Terjebak akan suasana menggeliat.
Tenang, menyatu, indah. Itu yang terlukiskan olehku.
“Inilah tempat yang kamu cari, disinilah kamu akan tenang”
batin itu kembali datang
Korean Press Center? Tersentak aku ingin tahu seluk
beluknya. Setelah itu, ku mantapkan langkah untuk bergabung. Aku tak peduli apa
yang akan terjadi dikemudian. Hanya satu yang terpikirkan, “Aku suka menulis.
Aku ingin mengembangkannya. Salah ataupun benar, aku akan jalani ini dengan
baik.
#
Kegiatan
ini asyik kok, berkumpul dan belajar bersama. Aku jadi peresensi, aku jadi
reporter, dan aku diantara mereka. Mereka pendahulu yang tak bosan mengajariku
untuk terus bisa. Aku tak merasa sakit atau malu bila dikritik. Bahkan, bisa
dibilang bangga. Itu tandanya banyak yang memperhatikanku, menginginkanku untuk
terus maju.
“Seru ya?” ujar Onew, teman di club Korean Press Center,
membuka percakapan
“Iya.” jawabku singkat
“Kau gemar menulis?” tanya Onew ingin tau
“Gemar. Kau sendiri?” ucapku dilanjutkan pertanyaan
“Gemar juga.” jawanya singkat sambil tersenyum kecil
Aku
merasakan kebebasan. Menemukan tempat ini merupakan hal yang sangat
menyenangkan.
#
(kegiatan
awal Korea Press Center)
Aku sampai di tempat yang baru
pertama kali aku datangi. Di sini sangat sejuk. Ku langkahkan kaki hingga
memasuki kamar yang telah disiapkan oleh panitia penyelenggara Korea Press
Center. Ku letakkan tas dan merebahkan tubuhku di kasur yang lumayan empuk ini.
Merasakan urat-urat ini seperti rileks kembali. Maklum, perjalanan panjang tadi
membuatku lelah.
Baru
beberapa saat aku mengistirahatkan tubuh, tiba-tiba terdngar ketukan pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
“Lima menit lagi kelas materi akan dimulai. Segeralah kalian
bersiap-siap.” suara itu lantang diucapkan oleh salah seorang panitia
“Arasseo (baiklah)” jawab Ui, salah seorang temanku
Mataku
tertuju pada Namja(pria) berbadan tinggi dan tegap. Rasanya aku pernah bertemu
dengannya. Dan ternyata benar, dulu aku pernah melihatnya saat first meet. Pria
itu melemparkan senyumannya padaku. Namun, ku bergegas duduk di kursi yang ada
di ruang kelas tersebut.
Ini
saatnya praktek. Semua materi yang telah disampaikan oleh pemateri dibuktikan
dalam praktek. Kegiatan ini langsung terjun ke lapangan. Untuk melakukannya,
panitia membagi atas beberapa kelompok.
“Aku merasa akan satu kelompok dengannya.” batinku tiba-tiba
berbicara
Yuri, yang
menghandle acara pun membagi kelompok. Dan saat membacakan anggota kelompok
ternyata aku berada di kelompok pertama dengan seorang pendamping yang bernama
Suli. Setelah namaku disebutkan, ternyata nama pria itu pun disebutkan. Aku
tersentak kaget dan terdiam sejenak.
“Kkumkkae (yang benar saja), apa yang aku batinkan tadi
benar-benar terjadi” desisku pelan
#
Aku
mendapat bagian reportase dengan teman satu kelompokku yang bernama Hyuk.
Sedangkan pria itu mendapatkan bagian layouting dan resensi. Saat pembagian
tugas itu pun aku tahu namanya pria itu. Nama pria itu Hae.
Langsung
ku bergegas keluar mencari tempat wisata di sekitar vila yang aku huni saat
pelatihan jurnalistik. Aku, Hyuk dan Suli menemukan tempat yang cocok untuk
meliput secara aktual. Beberapa narasumber menjadi target kami. Kami pun
berhasil mendapatkan data-data yang kami inginkan. Reportase pun selesai.
“hey,
sudah selesai? Eottokhe(bagaimana)?” sapa Hae padaku
“Ne(iya). ” jawabku singkat
“Apakah kau sudah selesai mengerjakan tugasmu?” lanjutku bertanya
“Masih banyak yang belum terselesaikan.” sahutnya
menjelaskan sambil melemparkan senyumannya padaku
Kelas
evaluasi pun dimulai. Aku sangat cemas untuk berhadapan dengan Taeyoung dan Key
yang menjadi pengoreksi saat itu. Menakuti akan kritikan yang sangat banyak
seperti praktek pertama.dan untuk kedua kalinya karya kelompokku dikoreksi
dahulu. Rasa cemas semakin besar.
Semenjak
satu kelompok dengan Hae, aku pun mulai akrab dengannya. Kami pun sering
bercerita tentang hoby kamu masing-masing. Banyak hal yang kami bicarakan. Aku merasa
senang bisa bergabung dengan club ini.
Ini
hari terakhir melaksanakan kegiatan pelatihan jurnalistik. Aku merasa tak ingin
mengakhiri kegiatan yang telah memberiku semangat dan kegembiraan. Namun, waktu
pun mau tidak mau akan menyudahi acara ini. Aku berharap akan ada waktu lagi
untuk kita sema berkumpul.
See you next time... J
By: Tutur Larasati