Monday, September 23, 2013

Lain Kesempatan Untuk Kita Menikmati Senja

Bukan karena aku di sini.
Senja saja hadir saat sore mulai larut berganti dengan petang, dilanjutkan malam. Begitu siklus setiap hari yang kujalani.
Bintang dan rembulan begitu pintar untuk membuat langit tampak indah.

Melihat senja datang dihamparan luas. Kamu menjadi tahu apa yang aku suka. Menikmatinya bersama seakan menjadi lebih bahagia. Walau mungkin, kamu belum tahu mengapa aku bisa menyukai senja.

Siluet saat itu indah, katamu. Itu saat senja berkunjung dihadapan kita. Tak lekang melihatnya sampai senja usai pertunjukan. Hingga dilanjutkan terangnya rembulan yang membuat kita masih saja sulit beranjak dari hamparan itu. Ditambah desiran ombak petang yang membuat tubuh lambat laun menggigil kedinginan. Sungguh, aku ingin setiap harinya seperti itu.

Kapan aku akan merasakan hal itu lagi?
Aku ingin bersama kalian, hey penikmat senja. Duduk berjajar disebuah kursi panjang, menghadap datangnya senja. Kita sama bercerita, tentang senja, tentang kita bersama. Menjadi siluet bagi pengunjung pantai lainnya. Aku berandai, bersama kalian.

Nampaknya, hari-hari kita masih belum selaras saat ini. Untuk menunggu senja saja terkadang lupa. Senja begitu sebentar, aku tak cukup menikmatinya dikala terkalahkan oleh aktivitas keseharianku. Aku berandai lagi andai senja berlama-lama singgah. Aku bisa melihat warna jingga, membentuk siluet setiap harinya. Sedang untuk bercerita kepada senja tentang keluh kesahku seharian.

Kapan-kapan senja akan berkunjung saat kita bersama lagi. Segera.


(Menulisnya saat sepi yang masih menjadi pilihan)

Sunday, September 8, 2013

Kepada Serumpun di Sabana

Ternyata keberadaannya masih serumpun.
Menjejaki bebatuan yang terlihat klise.
Bahkan, tak urung menilik luasnya sabana.
Masih bergembira di sempitnya ruang sterilku.
 
Aku akan berkunjung, keluar dari kepersinggahanku.
Kepada sabana luas yang menyihirku dengan mulus.

Aku menunggu kala senja datang.
Jika masih serumpun, kita akan bersama menikmatinya.
Walau sebentar, aku bergembira.
Menanti keesokannya dapat kualami lagi.
Pada sabana, pada serumpun, pada senja yang terperangkap dalam cerita.

Pages - Menu