Tuesday, August 20, 2013

Tetap Malu

Tidak penting!
Ketika itu yang pertama kali kamu perlihatkan padaku.
Malam, saat kumampu melihat langit yang sangat luas.
Bahkan aku mampu melihat bintang yang tampak malu-malu berdekatan dengan sang bulan, selalu berkedip.

Memilih duduk di tangga duduk berkayu, pada hamparan tanah luas tak berorang.
Malam itu, di kota kecil.
Sesekali angin malam berhempus mendekatiku, juga kamu.
Menusuk masuk ke pori-pori kulit tubuhku, dingin sekali.

Pertamanya kita bercerita, sedikit lama.
Ada 'Kebab Turki' di tengah kita, aku abaikan.
Memperhatikan kolong langit di malam hari lebih mengasyikan untukku.
Sesekali aku tersenyum, bintang dan bulan sudah semakin berdekatan.

Sungguh aku tak pandai, untuk pertama kalinya jika bertemu.
Namun, kamu yang pandai membawaku ke tempat ini.
Sehingga bintang dan bulan menjadi temanku, mengusir sebagian rasa malu-maluku.
Jika bintang bermalu-malu dengan sang bulan, aku malu untuk pertamanya bertemu denganmu.

Bukan pertanda, kita akan baik-baik saja.
Lekas selesaikan, aku ingin segera pulang.
Kembali ke persinggahan lamaku yang sebentar lagi akan kutinggalkan
Kamupun, singgah sana-sininya sama denganku.

No comments:

Post a Comment

Pages - Menu